Powered By Blogger

Kamis, 07 Oktober 2010

Ekosistem Pesisir yang Tidak Tergenangi Air

Ekosistem pesisir yang tidak tergenangi air (uninundated coast) terdiri dari dua formasi, yaitu formasi Pescaprae dan formasi Barringtonia.

1. Pescaprae

Ekosistem ini umumnya terdapat di belakang pantai berpasir. Formasi pescaprae didominasi oleh vegetasi pionir, khususnya kangkung laut (Ipomoea pescaprae)
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).





klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)
Genus: Ipomoea
Spesies: Ipomoea pes-caprae


Ipomoea pes-caprae tumbuh hanya di belakang garis pasang surut pada pantai. Tumbuh juga di daratan, sepanjang tepi jalan dan parit, sampai ketinggian 800 m. Tumbuhan ini tumbuh pada daerah berpasir di pantai dan berfungsi sebagai pengikat pasir sehingga mencegah terjadinya erosi air atau angin. Tumbuhan ini berkontribusi sebagai penstabil tanah pasir sehingga memfasilitasi kehadiran tumbuhan lain untuk tumbuh. Ipomoea pes-caprae memiliki potensi reklamasi yang baik setelah berhasil tumbuh sebagai tanaman pemula pada areal-areal bekas tambang. Tumbuhan ini dapat digunakan untuk tonik, diuretik dan pencahar, berguna juga untuk penyakit kulit. Di Indonesia, rebusan akar digunakan untuk mengurangi iritasi akibat infeksi kandung kemih. Pasta daunnya dipakai untuk obat bisul dan juga dipakai untuk mematangkan bisul. Bijinya bila dimakan setelah dikunyah dapat digunakan untuk obat kram dan sakit perut. Di Filipina, Australia, India dan Amerika Tengah, rebusan daunnya dipakai dalam mengobati rematik. Di Peninsular Malaysia dan Thailand, getah daunnya dibubuhkan pada bekas sengatan ubur-ubur.
Deskripsi dari tumbuhan ini adalah Liana bertahunan, kadang-kadang membelit, batangnya mengandung getah putih, sering berakar pada ruas-ruasnya. Daun sering meruncing ke satu sisi, bervariasi, membundar telur, menjorong, membundar, mengginjal. Perbungaan terbatas 1 dengan bunga tidak banyak, daun kelopak tidak sama, agak menjangat, mahkota mencorong, ungu sampai ungu kemerahan.Buah kapsul. Biji 4, membulat memojok tiga, hitam.

2. Barringtonia

Ekosistem ini berkembang di pantai berbatu tanpa deposit pasir di mana formasi pescaprae tidak dapat tumbuh. Habitat berbatu ini ditumbuhi oleh komunitas rerumputan dan belukar yang dikenal sebagai formasi Barrintonia. Komposisi komunitas ini sangat seragam di seluruh Indonesia. Meskipun komunitas ini terdiri dari berbagai macam spesies rerumputan dan semak belukar, namun beberapa jenis pepohonan, seperti cemara laut (Casuarina equisitifol) dan Callophyllum innopphyllum dapat mendominasi spesies tumbuhan lainnya.
Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
Calophyllum (dari bahasa yunani: kalos yang artinya cantik, dan phullon yang artinya daun) adalah genus dari sekitar 200 spesies tanaman selalu hijau dari suku Clusiaceae. Kelompok pohon ini tumbuh mulai dari hutan di pegunungan hingga di rawa-rawa. Tinggi tanaman ini dapat mencapai 30 m dan diameternya dapat mencapai 0,8 m. Daun tanaman ini mengkilap batang pohon ini berwarna abu-abu hingga putih. Warna kayu pohon ini dapat bervariasi tergantung spesies. Tumbuhan berkayu ini membesar dengan ketinggian mencapai 40 kaki. Batangnya berwarna kelabu di sebelah luar tetapi merah muda di sebelah dalamnya. Daun tumbuhan ini berwarna hijau dengan ukuran 3-5 inci panjang. Buahnya berwarna kuning keperangan dengan biji yang diselimuti tempurung.



Klasifikasi
Divisi : Spermatophyla
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Guttiferales
Suku : Guttiferae
Marga : Calophyllum
Jenis : Calophyllum inophyllum


Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) merupakan tumbuhan yang banyak ditemui di sekitar pesisir pantai. Nama lainnya kosambi atau bintagur, pemberian nama berbeda-beda tiap daerah. Penyebarannya sangat luas dari afrika, asia tengah hingga asia tenggara. Di pulau jawa banyak ditemui di sekitar cilacap, kendal dan jepara. Masyarakat biasa memanfaatkan tanaman ini sebagai tanaman obat, kayunya dimanfaatkan sebagai bahan pembuat kapal, bijinya dimanfaatkan untuk kerajinan tangan dan bahan bakar.
Tanaman ini memiliki tinggi antara 20-30 meter. Bunga nyamplung biasanya majemuk dan berbentuk tandan. Buahnya bulat seperti peluru, diameter 2,5-3,5 cm, berwarna hijau, dan berubah cokelat jika kering. Biji buah bulat, tebal, keras, berwarna coklat. Pada inti terdapat minyak berwarna kuning. Sebenarnya nyamplung termasuk tanaman langka yang terancam kepunahan, namun saat ini telah banyak konservasi dengan menanam kembali bibit.
Nyamplung biasa tumbuh di tepi sungai atau pantai yang berudara panas dengan ketinggian hingga 200 m dpl. Ciri-ciri pohon nyamplung antara lain batangnya berkayu, bulat, warna coklat, daunnya tunggal, bersilang berhadapan, bulat memanjang atau bulat telur. ujung daun tumpul, pangkal membulat, tepinya rata. Daun bertulang menyirip itu panjangnya 10-21 cm, lebar 6-11 cm dengan tangkai 1,5-2,5 cm. (Kompas. 2008).

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, 2007. Keanekaragaman hayati laut
http://iptek.apjii.or.id/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku1/1-051.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Calphyllum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar